Thursday, June 11, 2009

Cara Hilangkan Kebiasaan Anak Ngemil


MEMBIASAKAN anak sarapan membuat si kecil tercukupi asupan gizinya. Masalah gizi anak sebaiknya mendapatkan perhatian khusus melihat masih sering munculnya kesalahpahaman orang tua terhadap hal ini.

"Ada tiga masalah gizi,yaitu kurang gizi, kelebihan gizi dan salah gizi yang memiliki indikasi dan akibat yang berbeda-beda," tutur ahli gizi yang juga berpraktik di Siloam Semanggi Specialist Clinic Jakarta, dr Fiastuti Witjaksono MS, SpGK.

Untuk menghindarinya, komposisi seimbang antara karbohidrat (45-65 persen), protein (10-25 persen), lemak (30 persen) dan berbagai macam vitamin lain mutlak harus diberikan kepada anak yang pada akhirnya dapat membantu untuk mengoptimalkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kepandaian dan kematangan sosial.

Fiastuti menuturkan, apabila anak melakukan sarapan yang baik, sangat berpengaruh pada kesehatan anak yang otomatis akanmemengaruhi keseharian mereka.

"Jika sarapan dilakukan anak, maka yang bermanfaat untuk anak, berkaitan dengan akademisnya ialah bermanfaat terhadap fungsi kognitif, daya ingat, nilai akademis, tingkat kehadiran di sekolah, fungsi psikososial dan kondisi perasaan si anak," ujar Fiastuti yang juga staf luar biasa pada Departemen Ilmu Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Apabila sarapan tidak sempat, disarankan Fiastuti untuk menyiapkan sarapan yang dijadikan bekal bagi anak. Karena makan pagi dalam porsi yang cukup juga akan menghilangkan kebiasaan jajan pada anak.

"Dengan sarapan, maka juga bisa mengurangi kebiasaan anak untuk jajan," ucap ahli gizi kelahiran Yogyakarta, 7 Februari 1954 ini.

"Kebiasaan jajan biasanya dimulai dari pola makan keluarga dan salah satu cara adalah membuat 'kudapan tandingan' yang tak kalah enak dari jajanan yang dapatdibeli di luar," tutur pakar tumbuh kembang lain, Dra Mayke Tedjasaputra. Orang tua sebaiknya membuat variasi bekal yang menarik dan inspirasional dalam bentuk, penataan, dan rasa.

Bekal yang praktis dan mudah dibawa akan membuat anak tertarik dan pada akhirnya memakan bekal tersebut. Dengan ini, para orang tua dapat memastikan bahwa anak mereka telah mengonsumsi asupan gizi sesuai dengan jumlah yang disarankan.

"Kegiatan jajan bagi anak adalah suatu kebiasaan, dan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi mereka. Dan tidak mudah untuk mengubah pola kebiasaan jajan ini," ujar psikolog yang mengikuti course on theraplay di Institute of Theraplay Chicago ini.

Kebiasaan jajan anak bisa saja ditimbulkan dari kebiasaan keluarga, selain itu juga dari tetangga, sekolah, bahkan dari iklan-iklan yang sangat gencar di televisi yang membuat anak semakin tertarik untuk jajan di luar.

"Batasi permintaan anak untuk jajan,baik di rumah maupun di sekolah, atau bisa juga membatasi uang jajannya," pesan Mayke.

Fiastuti menyarankan untuk mengajarkan anak makan itu sejak anak berusia enam bulan. Dan untuk membuat anak gemar makanan padat, maka ajarkan secara bertahap. Dimulai dari susu, bubur kacang hijau sampai pada makanan yang padat seperti nasi.

Menginjak usia yang lebih besar, biasanya anak suka makanan yang gurih. Nasi goreng atau mi goreng biasanya menjadi menu favorit si kecil. Pertanyaannya amankan konsumsi mi, khususnya mi instan buat anak? Sebenarnya tak masalah membuat menu sarapan dari mi.

Hanya Anda harus mengkreasikan dengan menambah unsur serat seperti sayur dan protein seperti telur. Masaklah mi dengan tambahan sayuran wortel, brokoli, atau bayam plus telur mata sapi.

sumber : okezone

No comments:

Post a Comment